Minggu, 15 Maret 2009

Konsep Berkomunikasi Dalam Islam

Oleh : Nur Atik Kasim

www.pks-jaksel.or.id

Dalam Al Qur’an dengan sangat mudah Anda akan menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hambaNya melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-buku tafsir.


Selain itu, kita mendapati Rasulullah SAW dalam berkomunikasi dengan keluarga, sahabat dan umatnya. Komunikasi beliau sudah terkumpul dalam ratusan ribu hadits yang menjadi penguat, penjelas Al Qur’an sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia.

Komunikasi dalam Islam dinilai penting, karena adanya kewajiban berda’wah kepada setiap orang-orang yang beriman sehingga nilai-nilai Al Qur’an dan haditsnya harus selalu dikomunikasikan kepada orang lain, khususnya keluarga guna menghindari siksaan api neraka.


Komunikasi sangat berpengaruh terhadap kelanjutan hidup manusia, baik manusia sebagai hamba, anggota masyarakat, anggota keluarga dan manusia sebagai satu kesatuan yang universal. Seluruh kehidupan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi. Dan komunikasi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas berhubungan dengan sesama.

Bagaimana Etika Berkomunikasi Dalan Islam?

Dalam Islam komunikasi harus dilandasi dengan cinta dan kasih sayang. Tidak ada alasan bagi anda untuk keluar dari etika-etika yang telah digaris bawahi oleh risalah Islam.

Hal tersebut telah dicontohkan langsung oleh Allah yang Maha Penyayang dalam Al Qur’an. Karenanya kita akan mendapati bahwa setiap surah dalam Al Qur’an selalu diawali dengan Bismillahi Rahmaani Rahiim (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang).


Komunikasi dalam Islam sangat erat kaitannya dengan misi Islam sebagai rahmatan lil'alamin. Misi itulah yang mendorong Rasulullah untuk menyampaikan da’wah dengan penuh kasih sayang.


Allah berfirman, "Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam." (QS. 21 Ayat 207).


Ada beberapa etika yang harus anda perhatikan dalam berkomunikasi, yaitu:


1. Panggilah Dengan Panggilan Menyenangkan


Dalam berkomunikasi, Islam sangat menekankan untuk memulai komunikasi dengan panggilan yang menyenangkan sekalipun pesan yang disampaikan dalam komunikasi merupakan teguran dan peringatan.

Allah telah mencontohkan hal tersebut ketika sedang menegur kesalahan Rasulullah. Allah tetap memanggil beliau dengan sebutan “wahai Nabi”.


Allah berfirman; “Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah menghalalkannya bagimu; kamu mencari kesenangan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS. 66 Ayat 1)


2. Tidak emosional

Berhati-hatilah memulai percakapan atau komunikasi dalam suasana yang emosional, karena suasana hati yang tidak tenang menimbulkan ketidakberaturan dalam berkata-kata. Tarik nafas anda kemudian hembuskan dengan pikiran tenang. Bayangkan kata-kata yang anda ucapkan guna menghindari kata-kata yang tidak beraturan dan emosional. Karena kata-kata yang diucapkan dalam kondisi emosi sering kali membuat hubungan menjadi kurang bagus, bahkan retak.


Paling parah adalah, Anda mengeluarkan kata-kata yang akhirnya membuat Anda harus meminta maaf pada lawan bicara anda. Tenanglah sedikit, pikirkan apa niat dan tujuan anda berkomunikasi. Jangan sampai keteledoran Anda yang tidak pandai mengatur pembicaraan membuat hubungan Anda tidak harmonis dengan orang-orang yang Anda sayangi.

Jika dalam berkomunikasi tidak mengandung unsur emosional maka komunikasi tersebut dapat disampaikan dengan kata yang teratur sehingga terhindar dari kesalahan-kasalahan dalam berkomunikasi dan dapat disampaikan dengan jelas, benar, serta teratur.


Allah berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka. Mohonkanlah ampun bagi mereka. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS. Ali Imron ayat 159).

3. Membuka Dialog Dalam Berkomunikasi


Memulai komunikasi dengan memberikan pemahaman pesan dengan cara membuka dialog dan bersabar mendengarkan pesan dari sumbernya. Selanjutnya jadilah pendengar yang baik bagi lawan bicara Anda. Karena kebanyakan dari kita lebih betah berbicara dari pada mendengarkan pembicaraan. Lebih pandai berbicara dari pada pandai mendengar. Padahal kebanyakan dari kita adalah sangat suka didengar. Terlebih apa yang kita ucapkan didengar dengan antusias. Dapat di pastikan Anda akan merasa dihargai meskipun lawan Anda tidak memberikan solusi yang memuaskan terhadap permasalahan yang Anda hadapi.


Oleh karenanya, bukalah komunikasi dengan dialog yang ringan serta gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan difahami. Hindari penggunaan kata-kata yang tidak jelas.


4. Komunikasi Dengan Berlapang Dada


Untuk berlapang dada, Anda perlu mempersiapkan hati yang penuh kesiapan untuk mendengarkan lawan bicara anda. Tujukkan wajah antusias Anda. Sekali-kali Anda boleh tersenyum sambil menatap matanya dengan lembut. Pertama memang susah, apalagi terhadap mereka yang terlalu banyak bicara. Tapi dengan usaha pelan-pelan, insya Allah Anda berhasil.


5. Menyikapinya Penuh Kedewasaan


Bukalah hati kita selebar-lebarnya dalam berkomunikasi agar Anda dapat berlapang dada, sehingga menimbulkan pembicaraan yang bersumber dari hati yang bersih dan ilmu yang benar. Selain itu akan memunculkan jiwa pemaaf dan berdo’a kepada Allah(QS.3:159).

Allah telah memberikan contoh untuk terlebih dulu memaafkan kesalahan Rasulullah sebelum menyampaikan tegurannya. Allah berfirman, “Semoga Allah mema’afkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka untuk tidak pergi berperang, sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keudzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?”


Membuka hati selebar-lebarnya juga sangat penting dalam berkomunikasi khususnya terhadap mereka yang pendidikannya jauh di bawah kita. Misalnya terhadap pembantu rumah tangga yang tidak sempat menamatkan sekolah dasarnya. Tentu kita harus selalu berusaha mengerti, jika mereka sering tidak nyambung dengan kita.


6. Berkomunikasi Dengan Pesan yang Efektif Dan Efisien


Memberikan pesan secara sederhana agar pesan dapat berlaku efektif dan efisien sangat penting dalam membangun komunikasi. Itulah dasar penting bagi Anda, agar sedapat mungkin menyampaikan pesan yang dapat sesuai dengan kemampuan penerima pesan. Rasulullah bersabda: “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kemampuan akalnya.”

Ketika Rasulullah ingin mengetahui berapa jumlah orang kafir quraisy yang terlibat dalam perang Badar. Beliau mengetahui, bahwa seorang anak penggembala tidak mungkin tahu berapa jumlah tentara mereka. Maka Rasulullah bertanya dengan bahasa komunikasi yang efektif dan efisien, “Berapa ekor jumlah unta yang disembelih setiap hari oleh orang-orang Quraisy?. Anak penggembala menjawab, antara 9 dan 10 ekor. Beliau berkomentar dan menyimpulkan: Jumlah mereka (Tentara Kafir Quraish) antara 900 dan 1000 orang.”

Tidak ada komentar: